Fenomena anak alay

Labels:


Anak alay atau disingat anak layangan menjadi fenomena yang cukup memalukan bagi bangsa ini.  Bagaimana tidak, dulu para pemuda bersusah payah untuk  menyatukan bangsa Indonesia, berikrar satu bahasa yaitu bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.  Tapi itu dulu, saat Kongres pemuda pada tahun 1928.

Tapi sekarang? Sudah hampir 1 abad berlalu peristiwa tersebut, mungkin karena zaman yang sudah tak lagi sama. Sehingga mengubah identitas pemudanya, pemuda dulu berbeda dengan pemuda sekarang.
Pemuda dulu yang memiliki semangat berapi-api untuk melawan penjajah dan menyatukan bangsa Indonesia. Pemuda sekarang malah dengan seenaknya mengubah identitas tersebut.  Mengubah apa yang seharusnya sudah tidak perlu diubah, yaitu bahasa.  Lihat saja cara mereka mengirim pesan singkat, mereka memadukan antara angka dan huruf yang kemudian dirangkai menjadi kata-kata. Oke, namanya juga bahasa. Asal orang yang membaca mengerti itu namanya bahasa. Tapi apakah mereka generasi tua (bapak/ibu kita, nenek/kakek kita) mengerti yang begituan?

Sekali lagi Apakah mereka tidak terlihat berlebihan dengan mengubah bahasa persatuan yang dulu untuk menyatukannya sangat susah? Seharusnya mereka sadar dan setidak menghargai pemuda dulu yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dengan cara menggunakannya dengan baik dan benar

Yang namanya alay bukan dari bahasa saja, bisa saja dari penampilannya

Itu sedikit pandangan saya mengenai fenomena anak alay yang saya pikir cukup miris. Anak alay seperti itu akan merusak citra pemuda Indonesia.

0 comments:

Post a Comment

We need your comments, please